Minggu, 15 Oktober 2017

Pagi yang Terenggut




Hai pagi, pagi yang tak seperti bisanya, pagi yang tak sedingin biasanya, pagi yang tak seramai biasanya, ramai oleh burung-burung menari, pagi yang yang udaranya tak sesegar biasanya, segar karena embun yang tertiup udara. Pagiku, pagimu, pagi kita, hanya pagi karena hilangnya malam. Pagi tanpa warna ragam, warna merah, warna hijau, biru, kuning, jingga dan warna-warna lainya. Pagi kita telah direnggut oleh warna yang mendominasi, yang enggan memberi ruang warna lain. 

Pagi kita telah direnggut oleh warna hitam pekat yang semua orang orng mau tidak mau harus mengikutinya, karna warna hitam telah menguasai kekausaan. Sudah tidak ada lagi burung burung menari, sudah tidak ada lagi embun pagi, sudah tidak ada lagi semak belukar, sudah tidak ada lagi pohon menjulang tinggi. Semua telah berganti menjadi hitam, gelap, pekat, Asap!!!

Pare, 12 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar