Selasa, 20 Februari 2018

Memahami Perintah Facebook

Perkembangan media sosial hari sudah tidak dapat dibendung lagi. Derasnya arus media sosial tentu tidak dapat dipungkiri banyaknya perubahan yang disebabkan media sosial.  Disisi lain media sosial dianggap menjadi kontrol atas kebiajakan yang akan dibuat pemerintah. Pemerintah hari ini tidak dapat menganggap media sosial sebagai sesuatu yang remeh, karena memang media sosial mempunyai pengaruh besar. Media sosial tidak dapat dilihat sebagai hempas angina yang setiap detik berubah arah.

Selain pengaruh positive, media sosial, sisi lain media sosial juga berdampak negative. Media sosial juga menjadi ancaman bagi siapapun yang tidak bijak menggunakan media sosial. Banyak kasus di sekitar kita yang berujung negartive karena tidak dapat mengontorl media sosialnya. Mulai dari kasus penculikan, penipuan, sampai masalah yang berujung pada penjara karena melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE).  

Pada 2017, e-marketer memperkirakan netter Indonesia yang dicantumkan oleh Kementerian Komuniasi dan Informatika mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internet. Dari beberapa jumlah pengguna beberapa media sosial, facebook adalah salah satu media yang banyak digunakan masyarakat. Namun, banyak yang menggunakan kolom facebook itu sebagai kolom mencurahkan segalanya bahkan sampai permasalahan keluarga. Seharusnya masyarakat mengetahui lebih dalam apa yang diharapkan oleh pihak facebook saat mengunggah status.

Dalam kolom status facebook sebearnya sudah tertulis kalimat what’s on your mind? (apa yang anda pikirkan?) Kata yang harus dalami pada kalimat itu adalah kata mind. Dalam kamus Oxford kata mind bearti pikiran atau opini, maka kata your mind diartikan pikiran anda tentang sesuatu. Sehingga dapat disimpulkan dalam membuat status seharusnya ada sesuatu yang sedang dipikirkan yang tentu bukan perasaan yg dirasakan. Jika dalam status mempunyai objek yang dipikirkan tentu akan ada balasan yang membahas subjek yang pikirkan. Jika berbicara namun tidak mempunyai subjek yang dibicarakan? Orang yang berbicara tanpa mempunyai subjek pembahasan oleh Iwan Fals disebut celoteh-celoteh. Dalam bahasa ingris celoteh mempunyai arti empety talk. Seharusnya pengguna facebook terlebih dahulu mengetahu kata mind dari kalimat yang tertera dalam kolom status. Jika pengguna facebook sudah mengunggah status yang mempunyai subjek diperkirakan kekerasan yang disebabkan media massa dan kejahatan yang terjadi karena hoax akan berkurang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar