Jumat, 07 Februari 2014

Semangat Juang Bocah Pojok




POJOKAN HARGA MATI
By. Ir Ma’ruf
Saat terik matahari mulai reda, dan sayup-sayup matahari mulai menyembunyikan keganasannya, aku merupakan pojokan sebuah gedung yang menjulang tinggi di Fakultas Ussuludin, tempat para pemuda dan pemudi mencari dan berjuang demi kehidupan masadepan yang indah. Aku merupakan sebuah tempat yang sangat istimewa di mata para aktivis yang intelektual Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) biasanya Mahasiswa menyebutku (PIUS) Pojkan Inspirasi Usuludin, adapula yang menyebutku Pojokan Intelktual Ussuludin, entah Inspirasi entah intelektual yang penting nama saya POJOKAN. Setiap hari Senin dan Rabu saat matahari mulai menyembunyikan keganasannya, tepatnya pkl 17.00 WIB para Mahasiswa yang haus akan ilmu berbondong – bonding datang menemuiku untuk mencurahkan gagasan – gagasan dan mendiskusakan  kegelisahan – kegelisahan yang berada di kepala para Mahasiswa.
Saya sangat bangga menjadi tempat dan saksi mati bagi Mahasiswa yang benar – benar mencari Ilmu.  karena telah kita ketahui Mahasiswa pada zaman modern ini yang selalu dihadirkan oleh produk – produk instan siap saji, tanpa melihat dampak yang akan terjadi pada masa yang akan datang  khusus nya Mahsiswa UIN  Jakarta, yang katanya dulu sangat kental akan kajian – kajian intelektual diskusi sehingga tidak sedikat melahirkan kader – kader yang sangat berkualitas mulai dari Nur kholis Majid yang sering disapa Cak Nur yang merupakan salah satu Cendekiawan Muslim Indonesia, Azumardi Azra, Komarudin Kidayat yang saat ini menjadi Rektor dan masih banyak yang lain yang tidak bisa ku sebutkan satu persat. Hal tersebut bisa beliau capai selain didorong oleh semangat yang kuat mereka juga selalu membuat tradisi tempat duduk untuk ngopi juga beliau jadikan tempat diskusi.
 Tepi apa kenyataan yang kita lihat sekarang, semua itu sudah menjadi histori, bahkan Mahasiswa sekarang seakan-akan sudah di ninabobokan  oleh sejarah. Mungkin saat ini tokoh – tokoh yang membuat UIN menjadi besar meris melihat keadan yang terjadi saat ini, para Mahasiswa yang pudar akan tradisi kajian intelektualnya. Padahal hal yang tidak bisa dilepaskan sebagai nyawa Mahasiswa yang kritis adalah Mahasiswa yang gemar akan Membaca dan Diskusi.
Dari sini saya memberikan beberapa usulan kepada Mahsiswa baik pengurus Komisariat maupun Cabang beserta temen – temen kader yang telah lebih dulu LK 1 agar memberikan fasilitas mualai dari ngopi bareng, menyiapkan buku bacaan, teman diskusi, bahkan sampai mengerjakan tugas kuliah, kepada teman – teman yang baru melakukan Lk 1 maupun yang belum LK. Untuk menghindari kepada teman – teman yang merasa kurang nyaman dalam diskusi ataupun mambaca teman – teman yang biasa disebut Kanda memberikan petunjuk agar mengikutkan para kader untuk memesakuki Lembaga Pengembangan Propesi  yang biasa disebut LPP. Demikian gagasan saya mengenai cara perkaderan yang bagus, tapi ini bukan satusatunya metode perkaderan yang paling baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar